berpikir komputisional

NAMA: MOHAMMAD FADLI SAIFUDIN [XATU3] -21

 TEMA:bewrpikir komputasional

MATERI:Decomposion,patern recognition,abstraction,algoritma desain.


πŸ” Ngoprek Otak Ala Anak ATU: Memecahkan Masalah Ternak dengan Berpikir Komputasional! πŸ§ 
Halo sobat blogger! Selamat datang lagi di fadlisai764.blogspot.com!

Pernah dengar istilah Berpikir Komputasional? Jangan langsung mikir komputer, coding, atau robot yang rumit, ya! Ini adalah skill berpikir super keren yang dipakai ilmuwan komputer, tapi aslinya bisa kita pakai di mana aja—termasuk di kandang ternak!

Nah, kali ini kita akan "ngoprek" cara berpikir ini. Saya akan bahas 3 pilar utamanya dengan bahasa santai, dan kita akan lihat betapa pentingnya ini buat teman-teman kita di SMK N 1 KEDAWUNG SRAGEN, khususnya di Jurusan Agribisnis Ternak Unggas (ATU)!

1. πŸ” Pilar Pertama: Decomposition (Pemecahan Masalah)
Anggaplah begini: Kalian disuruh makan satu loyang pizza jumbo sendirian. Kalau langsung dimakan utuh, dijamin keselek! Tapi, kalau dipotong-potong kecil dulu, jadi gampang kan?

Itulah Decomposition. Ini adalah kemampuan untuk memecah masalah besar dan kompleks menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah diatur dan diselesaikan satu per satu.

πŸ’‘ Contoh Nyata di ATU SMK N 1 KEDAWUNG:

Masalah Besar: "Angka Kematian Ayam Broiler di Kandang ATU Minggu Ini Meningkat Drastis!"

Kalau dilihat sebagai satu masalah besar, kita pasti panik. Tapi, dengan Decomposition, kita pecah jadi masalah-masalah kecil:

Analisis Pakan: Apakah pakan berganti merek? Apakah takaran dan jadwal pemberiannya sudah benar? Kualitasnya bagaimana?

Analisis Lingkungan: Berapa suhu dan kelembaban di dalam kandang (pagi, siang, malam)? Bagaimana ventilasinya? Apakah ada genangan air?

Analisis Kesehatan: Gejala apa yang muncul pada ayam yang mati (lesu, diare, dll.)? Apakah jadwal vaksinasi terlewat? Kapan terakhir disemprot desinfektan?

Dengan memecah ini, Tim ATU bisa fokus menunjuk satu orang memeriksa pakan, satu orang mengecek suhu, dan satu orang lagi mengamati gejala. Solusi pun bisa ditemukan lebih cepat!

2. πŸ§± Pilar Kedua: Abstraction (Abstraksi)
Bayangkan kalian sedang naik mobil. Kalian perlu tahu cara menginjak gas, mengerem, dan belok. Kalian tidak perlu tahu bagaimana persisnya proses pembakaran bensin di dalam mesin atau bagaimana sistem hidrolik rem bekerja.

Abstraction adalah proses menyaring atau menghilangkan detail-detail yang tidak relevan agar kita bisa fokus pada informasi inti atau fitur-fitur penting dari suatu masalah. Ini membuat kita melihat gambaran besar dan menciptakan model sederhana.

πŸ’‘ Contoh Nyata di ATU SMK N 1 KEDAWUNG:

Masalah: "Mengoptimalkan Laju Pertumbuhan Ayam Pedaging."

Anak ATU tidak perlu pusing memikirkan nama kimiawi semua vitamin di dalam pakan atau DNA ayam. Mereka cukup melakukan Abstraksi:

Fokus pada Variabel Kunci: Mereka hanya fokus pada 3-4 variabel yang paling berpengaruh: Berat Badan Ayam, Jumlah Pakan yang Dihabiskan (FCR/Feed Conversion Ratio), dan Suhu Ideal Kandang.

Mengabaikan Detail Non-Esensial: Mereka abaikan detail seperti warna cat kandang, jenis burung liar yang hinggap, atau bentuk awan di atas kandang—karena detail itu tidak relevan dengan laju pertumbuhan ayam.

Dengan abstraksi, mereka membuat model sederhana: Pertumbuhan Optimal = FCR Rendah + Suhu Stabil. Ini memudahkan mereka membuat keputusan dan tindakan.

3. πŸ“ Pilar Ketiga: Algorithmic Design (Perancangan Algoritma)
Apa itu Algoritma? Gampangnya, Algoritma adalah resep atau urutan langkah-langkah yang jelas, terperinci, dan logis untuk menyelesaikan suatu masalah atau mencapai tujuan.

Kalian masak mie instan juga pakai algoritma, kan? (1. Rebus air, 2. Masukkan mie, 3. Tiriskan, dst.). Dalam dunia komputer, ini adalah kode program. Dalam dunia ATU, ini adalah SOP (Standard Operating Procedure).

πŸ’‘ Contoh Nyata di ATU SMK N 1 KEDAWUNG:

Tujuan: "Memastikan Air Minum Ayam Selalu Bersih dan Mengandung Vitamin Tepat Waktu."

Algoritma Desain (SOP Penggantian Air Minum):

START

Jam 06.00: Periksa tempat minum. Jika air tersisa < 1/4 wadah, Lanjut ke Langkah 3. Jika sisa > 1/4, Lanjut ke Langkah 6.

Lakukan Pembersihan: Buang sisa air, gosok wadah minum (dengan deterjen khusus ternak).

Isi Ulang: Isi wadah dengan air bersih sesuai takaran.

Pemberian Vitamin (Harian): Jika hari ke-1, 3, dan 5, Maka larutkan vitamin A/B/C sesuai dosis. Jika hari ke-2, 4, 6, Maka larutkan elektrolit. Jika hari ke-7, Maka air putih biasa.

Jam 14.00: Ulangi pengecekan air.

Jam 20.00: Ulangi pengecekan air (untuk memastikan persediaan malam).

END

Algoritma ini memastikan semua orang yang bertugas, meskipun berbeda-beda, melakukan langkah yang sama persis, sehingga kualitas perawatan ayam terjaga konsisten.

πŸš€ Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Ternak
Berpikir Komputasional bukan cuma gimmick di dunia IT. Di tangan teman-teman SMK N 1 KEDAWUNG, ini jadi alat super power untuk:

Menemukan akar masalah kesehatan ternak lebih cepat (Decomposition).

Membuat keputusan berdasarkan data penting tanpa terganggu detail remeh (Abstraction).

Menjamin konsistensi dan efisiensi kerja di kandang (Algorithmic Design).

Keren, kan? Ternyata, anak ATU bukan cuma jago ngasih pakan, tapi juga jago ngasih solusi dengan pola pikir yang sistematis!

Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Bagaimana menurutmu, apakah skill ini sudah kamu terapkan di kehidupan sehari-hari? Coba share di kolom komentar!

Jangan lupa juga cek postingan keren saya yang lain di blog ini! Sampai jumpa di artikel berikutnya! πŸ‘‹

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEMAHAMI K3LH DI SMKN 1 KEDAWUNG

Literasi Digital dalam Dunia Agribisnis ternak unggas: Teknologi, AI, dan Etika Digital